Sabtu, 26 April 2008

UAN dan SPMB

UAN dan SPMB adalah 2 tahap yang akan dilewati para anak sma yg mau lulus dan yg akan melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi ,gw juga pernah ngerasain uan dan spmb, waktu itu dah ada syrat kelulusan tahun 2004 itu 4,00 dan kaloe ada yg dibawah nilai tersebut masih bisa mengulang UAN yang dibawah, syarat UAN diberlakukan pada th 2003 dengan syarat kelulusan 3,00 dan masih bisa mengulang ujian yang dibawah nilai kelulusan. Namun apa yang menurut gw aneh dari UAN dan SPMB adalah soal yang di ujikan khususnya gw Anak IPS yakni GEOGRAFI , kenapa gw bilang aneh...ya aneh aja bukan karena materi pelajarannya tapi kenapa di ujikan untuk anak IPS , emang materinya dasar tapi tetep aja ANAK IPS kagak bisa MASUK YANG NAMANYA JURUSAN GEOGRAFI, kenapa mang... ya karena emang nggak masuk bidang SOSIAL, kalo di UNIVERSITAS tu jurusannya dari Fakultas MIPA jadi... ya nggak mungkin loe masuk, and kenapa juga kita(ANAK IPS) harus jawab pelajaran GEOGRAFI di SPMB (ANeh....) sekali lagi aneh... buat apa diujikan kalau ANAK IPS sendiri ngaak bisa masuk tu jurusan.... hihihhihi Terus van.....

Jumat, 25 April 2008

Mandarin 1 Gw lulus...

Setelah tgl 19 April kemarin gw Final test Mandarin 1, hari ini adek gw ngeliatin lulus pa nggak sekalian gw jemput. dan sukurnya gw lulus...(Amin) . Hari ini gw juga UTS Analisis Perencanaan SIA 2, essay 3 nomer.... kebayang tu susuah (gw g belajar) disuruh ngejelasin Sistem penjualan, Flowcart Pengendalian Produksi , ma bikin database penggajian, and i totaly blank nihilsme ditambah gw telat 15 menit n slh msk ruang ujian pula yauda gw nagarang aja deh. ..Besok sabtu gw uts eko internasional, again i'm not prepare enough.. Tpi smoga aj gw bisa ngerjain utsnya ,essay pula mak...

Blik lg mengenai kursur mandarin Gw penasaran gmn ntarnya ya? Mudah-mudahan gw bisa ngikutin... Gw kursus mandarin krn penting menurut gw yg background nya eko buat soft skillnya, lihat de di iklan lowongan kerja yg bisa bhs mandari lbh / mpnyai nilai tambah.. N emang cina termasuk negara ekonomi baru ,BRIC (brazil , rusia , india , dan cina) gitu yg gw baca di buku dan negara negara ini pertumbuhannya gila-gilaan . Jadi g salah kalo kita mendalami bahasa, apapun bahasanya ..

Oiya, ngomong-momong soal bahasa, gw juga tertarik ma bahasa isyarat (sign language).. Jadi tiap negara tu beda-beda , tapi indonesia banyak ngikutin american sign language gitu gw juga taunya pas browsing,. Tau nggak metal geasture di artikan dgn kalimat ( i love u ), pokoknya menarik lah ..
Terus van.....

Membuat Icon di Hp Nokia Serie 60 v.1

Setelah sukses dengan membuat Ultra MP3 skin, gw jadi penasaran buat ngutak-ngutik hp (gw Pake N-gage) dan gimana kalau mainin iconnya ,jadi deh gue browsing cari informasi ,google atau forum-forum di internet dan gw coba ngunjungin forum di www.ipmart-forum.com (ni juga gw tau dari si Alit).

Yang lo harus punya di komputer (program) sebelum memulai membuat Icon di HP yang OS Symbian adalah :

  1. BLUETOOTH, INFRA RED, KABEL DATA, CARD READER.
  2. SMART FILE MAN , SYSTEM EXPLORER atau program sejenis di HP ber OS Symbian Anda.
  3. ICON WIZARD download Icon Wizard ( www.ipmart-forum.com )
  4. PHOTOSHOP untuk mengedit gambar.

Sekarang langkah-langkahnya….. :

  1. Klik PHOTOSHOP buat 2 gambar dengan ekstensi .BMP masing masing 44x44 pixel , dan 42x29 pixel

44 x 44 Pixel Photobucket Photobucket 42 x 29 Pixel

  1. Pilih program apa yang akan di ganti Icon-nya. Lihat UID3/type program tsb dengan menekan keypad angka 5 dari SMART FILE MAN / SELEQ .

(Co/ AntiVirus Application)

alt="Photobucket">

Photobucket

  1. Klik program ICON WIZARD ,

ketik UID ( Co/ 101feb57 ) nya ,

Destination directory : sesuai dengan directory nya ( Co/ E:\System\Apps\AntiVirus ) ,

Application name : ( Co/ Anti Virus, tapi gw ketik Virus disini )

Photobucket

  1. Setelah itu pilih 2 gambar berekstensi .BMP yang telah dibuat sebelumnya.

Photobucket

  1. Save file berekstensi .AIF ( Co/Virus.AIF )

Photobucket

  1. Pindahkan file AntiVirus.AIF ke Folder lain, File Virus.AIF di Copy ,Paste ke E:\System\Apps\UltraMP3\Skins\ dan rename menjadi AntiVirus.AIF ( jika lewat kabel data )

Lewat Bluetooth dan Infra Red

-Send File berekstensi .AIF ( Co/ ViruS.AIF ),

-Find File berekstensi .AIF di E:\System\Mail\ atau di Mailbox

-Pindahkan File berekstensi AntiVirus.AIF yang Asli ke Folder lain agar tidak hilang

-Cut file VIRUS.AIF ,paste dan rename menjadi AntiVirus.AIF

  1. Keluar dari SMART FILE MANAGER / SELEQ dan jalankan Applikasi Anti Virus

Photobucket

Terus van.....

Senin, 14 April 2008

Membuat Ultra MP3 Skin di HP

Pertama gw tau cara bikin skin buat Ultra MP3 di hp tu si Lala Karo-karo temen kampus dan sekelas juga . Dia cuma ngasih tau secara lisan, tapi gw ngerti. Yang penting file ekstensi .PCX nya aja di modifikasi

Yang lo harus punya di komputer (program) sebelum memulai membuat skin Ultra MP3 adalah :

  1. Bluetooth , Infra Red , Kabel Data , Card Reader etc.
  2. SMART FILE MAN , SYSTEM EXPLORER atau program sejenis di HP ber OS Symbian Anda.

Photobucket


  1. WINZIP , WINRAR atau program sejenis.
  2. PHOTOSHOP atau program sejenis untuk mendesign skinnya.
  3. Yang paling penting loe PUNYA IDE SOB.

Sip, sekarang langkah-langkahnya….. :

  1. Kirim file berekstensi .mp3skin ( terserah / yg ad aja) dari E:\System\Apps\UltraMP3\Skins\ ke komputer melalui SMART FILE MAN / SELEQ .

Bagi yang pakai Card Reader tinggal klik (Drive):\System\Apps\UltraMP3\Skins\

Photobucket

Bagi yang hanya punya sedikit mp3skin / males meng-unzip nya bisa mengambil 4 file di E:\System\Apps\UltraMP3\res\ dan copy file FONT.PCX , SKIN.PCX , SPR.PCX , SPR_A.PCX ke komputer Anda!

( JIKA MELALUI CARA INI, LEWATI LANGKAH 2 DAN 3 )

Photobucket

  1. Buka file berekstensi .mp3skin dengan WINZIP/WINRAR
bla.mp3skin

  1. UNZIP file berekstensi .mp3skin dan .
  2. Edit file SKIN.PCX melalui program PHOTOSHOP, dengan width 176 pixel / 6,21 cm dan height 208 pixels / 7,34 cm

Before After

Photobucket

Photobucket


  1. Setelah di edit dan di save dengan PHOTOSHOP, maka saatnya men zip ke empat file tersebut ( FONT.PCX , SKIN.PCX , SPR.PCX , SPR_A.PCX ) sehingga menjadi file yang kita inginkan dan berekstensi .zip (dlm contoh ini SutraKharmelia.zip)

Photobucket

  1. Setelah file diCopy lalu diPaste ke E:\System\Apps\UltraMP3\Skins ( jika memakai Card Reader )
Send Via Bluetooth / Infr Red , buka mailbox di Smart File Manager/SeleQ find #.mp3sksin dan Copy lalu diPaste ke E:\System\Apps\UltraMP3\Skins

Photobucket

  1. Rename File SutraKharmelia.Zip menjadi File SutraKharmelia.mp3skin ( proses rename ini dilakukan di HP dengan SMART FILE MAN / SELEQ )

  1. Jalankan Program ULTRA MP3 di HP Anda dan pilihlah skin yang telah anda buat ( co/ SutraKharmelia )!!

Photobucket

(SutraKharmelia.mp3skin dgn lagu bandnya si PA “NSFT –Akhirnya” jadi Playlistnya)

Nah segitu aje langkah-langkahnya …. Sorry kalo bahasanya kurang teratur / rapi ( makenye kudu kursus merangkai kata ).

Leave your comment fellow , I’ll Appreciate!!

Kalau kurang jelas

Lihat juga Artikel :
  1. "menambahkan skin pada aplikasi ultramp3" oleh Yohanes Lieberto
  2. "membuat skin ultra mp3 secara manual" oleh
Terus van.....

Minggu, 13 April 2008

Suku Simalungun

Suku Simalungun

Dari Wikipedia Indonesia

Suku Simalungun
Jumlah populasi

? juta jiwa.

Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Sumatra Utara: ? ratus ribu jiwa.
Bahasa
Bahasa Simalungun (asli). Bahasa Indonesia dan bahasa Batak lain juga digunakan.
Agama
Kristen, Katolik, Islam, dan Animisme.
Kelompok etnis terdekat
suku Batak, suku Melayu, dan suku-suku non-Melayu lainnya di Sumatra Utara dan Sumatra bagian selatan.

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera Utara, Indonesia.

Simalungun dalam bahasa Simalungun memiliki kata dasar "lungun" yang memiliki makna "sunyi". Nama itu diberikan oleh orang luar karena penduduknya sangat jarang dan tempatnya sangat berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Orang Batak Toba menyebutnya "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Batak Timur karena bertempat di sebelah timur mereka.


Asal-usul

Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku Simalungun berasal dari luar Indonesia.
Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang [1]:

  1. Gelombang pertama (Proto Simalungun), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
  2. Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.

Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.

Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir.

Terbentuknya Simalungun

Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima (Raja Goraha) yaitu masing-masing bermarga[2]:

  • Saragih
  • Sinaga
  • Purba

Kemudian mereka dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan:

  • Silou (Purba Tambak)
  • Tanoh Djawa (Sinaga)
  • Raya (Saragih)

Selama abad ke-13 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan kecil ini mendapatkan serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singhasari, Majapahit, Rajendra Chola (India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda.

Selama periode ini, tersebutlah cerita "Hattu ni Sapar" yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi "Laut Tawar" (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa Simalungun, artinya sekali pergi).

Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai Sima-sima ni Lungun, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun. (M.D Purba, 1997)

Kehidupan masyarakat Simalungun

Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. "Marga" memegang peranan penting dalam soal adat Simalungun. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda. Di Tapanuli sudah berdiri sekolah-sekolah, rumah sakit, dan sekolah-sekolah keterampilan lainnya sehingga sistem kehidupan Tapanuli lebih maju.

Kepercayaan

Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun.
Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun.

Sebelum masuknya Misionaris Agama Kristen dari RMG pada tahun 1903, penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama Islam sedangkan Simalungun Barat menganut animisme. Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Budha yang menunggangi Gajah (Budha).

Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari "Datu" (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa, yaitu Dewa di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Dewa di tengah (dilambangkan dengan warna Merah), dan Dewa di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). 3 warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya.

Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.

Marga-Marga

Harungguan Bolon

Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR[3], yaitu:

Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).

Keempat raja itu adalah[4]:

1. Raja Nagur bermarga Damanik
Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).

Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:

  • Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
  • Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
  • Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)

Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.

2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih
Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.

Keturunannya adalah:

  • Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
  • Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang.

Saragih Garingging kemudian pecah menjadi 2, yaitu:

    • Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei
    • Dajawak, merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.

Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk.

Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.

Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba, Simalungun.
Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba, Simalungun.
3. Raja Banua Purba bermarga Purba
Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.

Keturunannya adalah: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya.

Pada abad ke-18 ada beberapa marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap di Haranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora ini kemudian menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.

4. Raja Saniang Naga bermarga Sinaga atau Tanduk Banua (terletak di perbatasan Simalungun dengan tanah Karo)
Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor.

Keturunannya adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.

Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada abad ke-14, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.

Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (Sibijaon).Tideman, 1922

Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari India, salah satunya adalah menrurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari Tuan Djorlang Hatara.

Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Nagaland (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.

Marga-marga perbauran

Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga baru. Marga-marga tersebut yaitu:

Saragih

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Saragih
  • Sidauruk
  • Sidabalok
  • Siadari
  • Simarmata
  • Simanihuruk
  • Sidabutar
  • Munthe
  • Sijabat

Purba

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Purba
  • Manorsa
  • Simamora
  • Sigulang Batu
  • Parhorbo
  • Sitorus
  • Pantomhobon

Damanik

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Damanik
  • Malau
  • Limbong
  • Sagala
  • Gurning
  • Manikraja

Sinaga

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sinaga
  • Sipayung
  • Sihaloho
  • Sinurat
  • Sitopu

Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga Asli Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan Sirait.

Zaman raja-raja Simalungun, orang yang tidak jelas garis keturunannya dari raja-raja disebut “jolma tuhe-tuhe” atau “silawar” (pendatang). Fenomena sosial ini diakibatkan adanya hukum marga yang keras di Simalungun menyatukan dirinya dengan marga raja-raja agar mendapat hak hidup di Simalungun.
Demikianlah sehingga makin bertambah banyak marga di Simalungun. Tetapi meski demikian sejak dahulu hanya ada empat marga pokok di Simalungun yakni Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba.

Setelah raja-raja dikuasai Belanda sejak ditandatanganinya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) tahun 1907 dan dihapuskannya kerajaan/feodalisme dalam aksi Revolusi Sosial tanggal 3 Maret 1946 sampai April 1947, peraturan tentang marga itu hapus di Simalungun. Masing-masing marga kembali lagi ke marga aslinya dan ke sukunya semula.

Penambahan Marga

Pada tahun 1930, Pdt. J. Wismar Saragih pernah menuliskan surat permohonan pada kumpulan Raja-Raja Simalungun yang berkumpul di Pematang Siantar yang meminta agar Raja-Raja tersebut menetapkan marga-marga baru sebagai tambahan kepada marga resmi Simalungun dengan maksud agar semakin banyak marga Simalungun seperti pada suku lain. Walaupun ide tersebut diterima oleh Raja-Raja tersebut namun permohonan J. Wismar Saragih belum disetujui karena belum tepat waktunya.

Karena alasan tersebut di atas, sebagian orang berpandangan bahwa masih ada kemungkinan bertambahnya Marga-marga di Simalungun. Hal ini senada dengan apa yang pernah dituliskan mengenai asal-usul beberapa Marga. Semisal Marga Saragih Garingging, yang disebut beberapa sumber berasal dari keturunan Pinangsori, dari Ajinembah (sebuah daerah di Kabupaten Karo) dan bermigrasi ke Raya sehingga bertemu dengan Raja Nagur dan dijadikan marga Saragih Garingging.[5] Begitupun marga Purba Tambak, disebutkan berasal dari penduduk daerah Pagaruyung yang bermigrasi ke daerah Natal, kemudian ke Singkel, hingga tiba di daerah Tambak, Simalungun. Keturunannya kemudian menikah dengan keturunan Raja Nagur dan mereka dijadikan sebagai bagian dari Purba, yaitu Purba Tambak.[6] Marga Damanik juga disebut sebagai pendatang yang menikah dengan keturunan Tuan Silampuyang yang bermarga Saragih dan kemudian diberi marga.

Perkerabatan Simalungun

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partuturan

Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah karena penentu partuturan (perkerabatan) di Simalungun adalah hasusuran (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal-usul anda)?"

Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih). Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.

Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan (pardihadihaon), dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut:[7]

  • Tutur Manorus / Langsung
Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.
  • Tutur Holmouan / Kelompok
Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun
  • Tutur Natipak / Kehormatan
Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

Pakaian Adat

Kain Adat Simalungun disebut Hiou. Penutup kepala lelaki disebut Gotong, penutup kepala wanita disebut Bulang, sedangkan yang kain yang disandang ataupun kain samping disebut Suri-suri.
Kain Adat Simalungun disebut Hiou. Penutup kepala lelaki disebut Gotong, penutup kepala wanita disebut Bulang, sedangkan yang kain yang disandang ataupun kain samping disebut Suri-suri.

Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.[8]

Secara legenda ulos dianggap sebagai salah satu dari 3 sumber kehangatan bagi manusia (selain Api dan Matahari), namun dipandang sebagai sumber kehangatan yang paling nyaman karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api). Seperti suku lain di rumpun Batak, Simalungun memiliki kebiasaan "mambere hiou" (memberikan ulos) yang salah satunya melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima Hiou. Hiou dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain-lain. Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita misalnya ragipanei, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Hiou dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit).

Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Herman Purba Tambak, SIB 3 September 2006, hlm. 9
  2. ^ Pdt Juandaha Raya P Dasuha, STh, SIB, "Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun" 22 Oktober 2006
  3. ^ The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history, Kolportase GKPS, Pematang Siantar, 1983, hlm. 6
  4. ^ Pdt Juandaha Raya P Dasuha, STh, SIB(Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22 Oktober 2006
  5. ^ Taralamsyah Garingging, Garingging
  6. ^ TBA Purba Tambak, Sejarah Simalungun
  7. ^ Jaumbang Garingging, Palar Girsang, Adat Simalungun, Medan, 1975
  8. ^ Biranul Anas / Jonny Purba, Busana Tradisional Batak, Taman Mini Indonesia Indah
Terus van.....

Marga Saragih

Saragih

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Saragih

Saragih adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia dan termasuk kelompok marga-marga yang disebut Parna (PomparAn ni Raja Nai Ambaton). Secara Etimologis, Saragih berasal dari "simada ragih" dalam bahasa Simalungun, yang mana "ragih" berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.


Asal-usul

Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari Selatan India, yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.

Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah pinggiran Toba dan Samosir[1].

Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah seorang Puanglima (Panglima) dari kerajaan Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di Raya (di sekitar daerah yang kini disebut Pematang Raya, Simalungun).

Submarga Saragih

Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:

  1. Garingging
    1. Dasalak
    2. Dajawak
  2. Sumbayak
  3. Sidahuruk
  4. Turnip
  5. Simarmata
  6. Sitanggang
  7. Munthe
  8. Sijabat
  9. Sidabalok
  10. Sidabukke
  11. Simanihuruk
  12. Siadari
  13. Sidabutar
  14. Siallagan
  15. Sigalingging
  16. Tamba
  17. Rumahorbo
  18. Tinambunan
  19. Dan lain-lain (silahkan ditambah)

Tokoh terkenal

Pendeta J. Wismar Saragih Sumbayak
Pendeta J. Wismar Saragih Sumbayak

Tokoh-tokoh terkenal yang termasuk dalam marga Saragih adalah:

Marga Simalungun Lain

Selain Saragih, di suku Simalungun terdapat 3 marga lain yang dikategorikan sebagai marga asli Simalungun, yaitu:

  1. Sinaga
  2. Damanik
  3. Purba

Catatan kaki

  1. ^ Pdt Juandaha Raya P. Dasuha, STh, SIB (Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22/10/2006
Terus van.....

Blog Pertama Kali , Bisnis Impian

Ini tulisan blog pertama gw, jadi agak sedikit bingung apakah gw mau nulis apa dan bgm memulainya, apakah dengan perkenalan layaknya manusia yang berkenalan menyebutkan nama... udah lama pengen nulis blog tapi males memulainya , jadi pas ada tugas kewirausahaan pak budi makanye gw bikin nih blog

Nama lengkap gw Muhammad Irvansyah Saragih, Sumbayak tepatnya bisa dipakai dua-duanya tapi kebanyakan pakai Saragih... tetep aja Sumbayak ya Saragih, nah kalo loe pernah denger marga Simarmata, tu juga Saragih.....Gw lahir di Ujung pandang yang sekarang diganti namanya jadi Makasar...., rumah gw dulu dekat pelabuhan ... sekarang katanya uda jadi jalan tol ,samping rumah dulu kayak bar gitu..jadi tiap malem mobil-mobil pada nutupin rumah ..kerjaan bokap gw ngempesin ban pelanggan bar gara2 g bisa lewat....
Karena gw lahir di sana makanya gw suka coto makasar, pisang ijo(di kampus gw ad yg jual di kampus e) dan barongko ( kue pisang yang di bungkus daun pisang).
Ngomong-ngomong tentang makanan tradisional, gw sempet punya pemikiran andai aku punya uang bisnis riil apa yang akan kau jalankan…….. dan karena gw suka coto ma pisang ijo maka gw berpikir Bagaimana kalau Bisnis makanan tradisional (dalam hal ini Makanan dan Kue-kue / jajanan ), coba kita lihat …. Banyak contoh seperti Nasi Uduk, Lontong Padang, Lontong Balap, Soto Betawi, Gado-gado, Nasi Jambal, Coto kuda, Cakalang Fufu, Arsik, Julak hanyut, Soto mie, Soto Banjar, Laksa bogor , Asinan Sayur dan buah , Bubur Menado, Woku, dan lain lain mempunyai pasar masing masing / peminatnya…

Kalau anda pernah ke kelapa gading , anda akan melihat banyak tempat makan dari daerah-daerah Indonesia walaupun kurang lengkap tidak semua ada tapi sebagian besar daerah ada. Melihat potensi tersebut, sudah dipastikan pasarnya memang ada sehingga tinggal menyusun perencanaan bisnisnya.


Mau menjual apakah Saya?

Ide awalnya adalah, saya mau membuka tempat makan yang menjual semua makanan Nusantara , dari sabang sampai merauke. Dimana tempat makan ini selayaknya food court … dan dengan Nama "Terminal Makanan Nusantara". Brand "Terminal Makanan Nusantara" target pasar nya masyarakat kelas menegah.

Namun timbul pertanyaan
1. Difrensiasi nya apa dari para pesaingnnya ?
2. Mampukah bersaing dengan usaha yang sejenis?

Difrensiasinya adalah suasana yang nyaman dan tempatnya yang strategis di pusat bisnis dan rekreasi. Dilihat dari Jakarta sebagai wilayah yang hetrogen penduduknya dari sabang sampai marauke ada dan warga ekspatriat, dan pasti adanya rasa kerinduan akan kampung halaman . Dengan makanan biasanya bisa mengobati kerinduan tersebut, dan banyaknya orang yang masih merayakan / mengadakan acara adat dari kelahiran, pernikahan sampai kematian di daerah tempatnya berada selain di kampung halaman ini lah yang membuat gw melihat peluang tersebut untuk dijadaikan usaha.


Mampukah bersaing dengan usaha yang sejenis?

Kalo saya optimis bisa bersaing ,karena rumah makan sekarang ini hanya fokus pada 1 produk (makanan daerah tertentu) dan kita (Saya) ingin memberikan produk yang bervariasi (seluruh daerah nusantara) walaupun para pesaingnya juga tidak terlalu banyak.

Untuk melengkapi usaha tersebut, Gw pingin mengembangkan usaha jajanan tradisional / toko kue-kue dari seluruh nusantara untuk memenuhi pasar "acara-acara adat dll" yang akan ada di kota-kota besar sehingga masayarakat daerah tau apa saja makanan , jajanan daerah yang lain dan untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk mengunjungi daerah-daerah di seluruh Indonesia yang pada akhirnya akan berguna juga bagi sektor ekonomi daerah-daerah dan taraf hidup masyarakatnya....


sekian----

(Sekali Lagi Ni cuma Ide-ide aja, kalo lihat ide-ide bisnis diatas nyangkut-nyangkutnya ada pertanyaan "Pasti Budget Mesti Gede!!!" ngak pa pa toh namanya juga bisnis impian )
Terus van.....